Bergaul dengan orang saleh merupakan keutamaan sedangkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban.
Waspadalah dari kawan yang buruk, yaitu kawan yang jika engkau ingin dekat dgn Allah maka dia tak dapat membantumu, dan jika engkau melupakan Allah maka dia tak mau mengingatkanmu.
Hendaklah kalian banyak mengingat Allah karena itu adalah obat penyakit hati. Janganlah menggunjing orang lain karena itu hanyalah penyakit. (Umar bin Khattab) –
“Sebaik-baik hamba Allah adalah orang yang jika dilihat (menjadi perhatian) disebutlah nama Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah adalah orang yang berjalan dengan mengadu domba, memecah belah antara orang-orang yang saling cinta, dan senang untuk membuat susah orang-orang yang baik.” (HR. Ahmad 4/227)
Sahabatmu yang menasehatimu adalah sahabat yang sayang padamu sehingga ingin kebaikan bagimu, adapun sahabat yang membiarkanmu dalam kesalahan tanpa menasehatimu adalah sahabat yang telah menipumu.
Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.[1]. Aqidahnya benar.[2]. Akhlaqnya baik.[3]. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.[4]. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.
Orang-orang yang berilmu agama adalah orang yang kucari di setiap tempat. Mereka adalah tujuan yang selalu kucari. Dan aku menemukan keshalihan hatiku di dalam bergaul dengan mereka. (حلية الأولياء وطبقات الأصفياء , IV/85 )
Dunia akan terasa lebih indah apabila kita mempunyai teman yang berhati mulia, bening laksana mutiara.. Teman yang selalu memberikan motivasi, ikhlas memberikan nasehat, mengajak berbuat baik, melarang berbuat maksiat, suka berbagi ilmu, menjaga rahasia, menutupi aib, menginginkan kebaikan untuk kita seperti menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri..
Abul Qa’qa’ mengatakan; “Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama.”
Seseorang bertanya: “kepada siapa kami harus bergaul, wahai Syaikh?” Sufyan Ats Tsauri menjawab: “Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat. Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
Janganlah engkau melibatkan diri dlm hal yg tidak bermanfaat bagimu. Hindarilah musuhmu dan hati-hatilah dalam berteman kecuali dengan orang yang terpercaya. Tidak ada orang yang terpercaya kecuali orang yang takut kepada Allah. Janganlah berteman dgn orang jahat karena engkau akan terpengaruh menjadi jahat. Dan musyawarahkan urusanmu hnya dgn orang-orang yg takut kepada Allah. (Umar bin Khotob)
0 Response to "Teman untuk Dunia dan Akhiratmu"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar