Khawatir tentang segala akomodasi keluarga,
Putus asa akan suramnya jalan cita-cita,
Ibarat mayat hidup yang ber-vagabondage di dunia.
Mungkin kau memang buta, tak tahu sedikitpun di mana rizqimu.
Namun, tidak seperti dirimu, rizkimu adalah jodohmu yang tahu di mana engkau.
Dari langit, laut, gunung, lembah, dan bahkan dari musuhmu.
Robbmu memerintahkannya menujumu; tidak akan sesat dan tidak akan terlambat.
Robb semesta alam berjanji menjamin rizqimu.
Maka dari itu, melalaikan ketaatan pada-Nya demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijamin-Nya adalah kekeliruan dan dua kerugian.
Tugas kita bukan mengkhawatirkan perjalanan rizqi atau bermuluk cita memiliki,
melainkan menyiapkan jawaban "Dari Mana?" dan "Untuk Apa?" atas tiap rizqi yang menyapamu.
mencari rizqi yang halal |
Betapa banyak manusia bercita teramat nafsu menggenggam dunia,
Betapa banyak manusia bekerja membanting tulang dan memeras keringat,
Betapa banyak manusia menjual fisik dan jiwanya,
Maka hampir sama banyaknya mereka yang alpa bahwa hakikat rizki bukanlah yang tertulis dalam angka yang selalui dihantui elegi kematian esok hari,
melainkan apa yang dinikmati secara wajar untuk dirinya dan orang lain,
Dan bentuk kenikmatan tertinggi adalah kesyukuran akan nikmat itu sendiri.
Maka hampir sama banyaknya mereka yang keliru mengusahakan rizkinya semata-mata pada perbuatannya.
Lalai nilai Ibadah dalam perbuatan.
Lupa bahwa rizkqi itu urusan-Nya.
Kita bekerja untuk bersyukur, menegakkan taat & berbagi manfaat.
Namun, rizqi tak selalu terletak di pekerjaan kita; Allah taruh sekehendak-Nya.
Bukankah Hajar berlari tujuh kali bolak-balik dari Shafa ke Marwa;
tapi Zam-zam justru terbit di kaki bayinya?
Ikhtiar itu laku perbuatan. Rizqi itu kejutan.
Ia kejutan tuk disyukuri hamba bertaqwa; datang dari arah tak terduga. Tugasnya cuma menempuh jalan halal; Allah lah yang melimpahkan bekal.
Sekali lagi; yang terpenting di tiap kali kita meminta dan Allah memberi karunia; jaga sikap saat menjemputnya dan jawab pertanyaan-Nya, "Buat apa?"
Dengan itu kita mohon "Ihdinash Shirathal Mustaqim"; petunjuk ke jalan orang nan diberi nikmat ikhlas di dunia dan nikmat ridho-Nya di akhirat.
Maka segala puji bagi Allah; hanya dengan nikmatNya-lah menjadi sempurna semua kebajikan.
0 Response to "Tentang Rizqi"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar