Akhirnya… Ku Menemukanmu…


 Sempat terdengar kembali lagu yang pernah singgah di kepala ini. Ya, lagu ini sempat terhafal dahulunya. Tidak lain karena lagu ini cukup populerlah dahulu. Itu ketika aku masih berada di tingkat SMA. Kira-kira beginilah cuplikan lirik lagunya:

“akhirnya ku menemukanmu
saat hati ini mulai merapuh
akhirnya ku menemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh

ku berharap engkaulah
jawaban segala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku”

Lama aku terdiam setelah mendengar bagian penting dari lagu itu. Lama sekali. Sepertinya ada sesuatu yang menarik tentang lirik ini. Bagian dirikukah itu? Akhirnya aku menemukanmu!

Entah kapan kita berkenalan. Semuanya berjalan seperti perkenalan manusia biasanya. Cepat dan berlalu. Aku tak tahu kapan tepatnya. Langsung atau lewatnya…yang penting itu terasa indah.
            Hingga dari kejauhan secara tidak langsung aku menerawangmu. Indah dan mengindahkan segurat senyum itu. Menyanjung setiap hati. Ternyata ada seikhlas senyum itu yang kau ukir di dunia. Sangat beruntung sekali insan yang menerimanya. Dan ku berharap engkau terus memberikannya padaku.
            Aku heran. Ternyata masih ada yang menjual murah senyumnya yang mendamaikan.
            Semakin dekat kita. Keluarlah rangkaian kata-kata yang baik, santun, lagi peduli. Mengherankan dan asing di dunia modern ini. Dunia yang mengagungkan impian fana. Dunia yang individualitik. Ternyata ada kepedulian seperti ini yang kau bentuk. Kepedulian untuk ridho ilahi.
            Aku heran. Ternyata masih ada hati sosial di sela-sela materialistik.
            Pernah sekali engkau menangis lewatnya dan aku pun juga. Aku tak tahu kenapa. Yang kurasa adalah engkau begitu menghargai nilai tanggung jawab. Tak kuat rasanya engkau, ketika segala sesuatu terbengkalai.
            Aku heran. Ternyata masih ada insan yang mengerti arti sebuah tanggung jawab.

            “Ya Allah, aku tak tahu….Apa ini?”

            Semakin mendekat kita. Semaki mendalam kita. Terhanyut. Hingga irisan-irisan itu muncul. Irisan-irisan ini memercik, menimbulkan api cobaan. Setan pun berdatangan. Entah karena aroma api sengketa yang membara atau iri lantaran kedekatan dan kedalaman kita
            Suatu ketika senyummu tergantikan. Yang dulu tergurat indah kini memipih masam.

“Apakah aku orang yang tersalah di dunia ini?”

begitu merananya ditinggal senyumanmu. Suatu ketika kepedulianmu luntur.

“Mengapa Engkau berubah?”

Pernah juga tanggung jawab mu kau tinggalkan. Tak tahu aku sebabnya.
“Tidak acuh-kah Engkau?”

            Anehnya kesemuanya itu cepat memudar. Hanya dengan nasehat dan kenangan masa lalu yang indah. Kita pun teringat akan tujuan kita dan semuanya kembali. Hingga aku kembali heran.

“Apakah tidak ada dendam?”

“Apakah tidak ada luka?”

“Apakah Engkau benar-benar manusia?”

“Aku heran, siapa sebenarnya Engkau?”

Lama pertanyaan itu melayang di pikiranku. Lama sekali…hingga jawaban itu aku dapatkan ketika aku benar-benar terlibat di dalamnya.

“Ya….Engkau adalah dakwah!”

“Ya…Engkau adalah dakwah yang didalamnya tersirat ukhuwah. Akhirnya aku menemukanmu.”

Di tengah-tengah dunia ini hati ini merapuh. Tak tahu ingin disandarkan kemana. Raga ini kebingungan. Tak tahu akan berbuat apa sebaiknya. Sangat sulit. Sangat sulit mempercayai segala sesuatu dalam hidup ini…saat ini.

            Engkaulah sumber keherananku. Manusia mana yang benar-benar mengerti tentang persaudaraan jika tidak engkau rasuki hatinya. Manusia mana yang benar-benar menjaga tanggung jawab jika tidak engkau hantui dia dengan dosa. Manusia mana yang benar-benar peduli jika tidak engkau suguhkan dia dengan nikmat pahala?
Engkaulah yang mengubah manusia-manusia menjadi mulia. Engkaulah yang saat ini menarik hatiku. Terus bersamamulah yang aku pinta dalam doaku. Sangat berarti engkau.

“Engkaulah dakwah!”

“ Engkaulah dakwah yang didalamnya tersirat ukhuwah. Sangat beruntung, Akhirnya Aku menemukanmu!”
           

Special for:
saudara-saudariku yang telah dirasuki indahnya berdakwah,
bahwa:
senyum kalian adalah senyuman dakwah
kepedulian kalian adalah kepedulian dakwah
tanggung jawab kalian adalah tanggung jawab dakwah
dan berjalinlah kita hendaknya di tempat-tempat orang-orang berdakwah, yaitu surga

7 Responses to "Akhirnya… Ku Menemukanmu…"

  1. dapat "uhibbuka fillah" dari dodo???
    Ini tidak sembarangan....

    BalasHapus
  2. hati-ati dengan cinta akhi....
    dia memiliki dua sisi
    ibarat mata uang
    tergantung yang memenganya akhi...
    kalau slah orang, cinta jadi buta dan membabibuta...
    kalau benar orang yang memengangnya, maka cinta akan bermata dan bermakna lah ia...

    BalasHapus
  3. aduh....
    kenapa temanya menjadi "cinta"???
    apakah mereka sedang jatuh cinta???

    BalasHapus
  4. Wuih...wuih...
    kreatif sekali tulisannya,..

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah...alhamdulillah...
    ini belum apa-apa!
    syukron sudah berkunjung!

    BalasHapus
  6. SUBHANALLAH,,,,,,,,,,,
    terharu membaca y,,
    mdh2an ini akan menjadi jalan hidup yang sejati.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar