Pada
3 Maret 2013 tahun ini genap 89 tahun kaum Muslimin hidup tanpa naungan
Khilafah. Musthafa Kamal Attaturk, antek barat keturunan yahudi yang lahir di
Salanik atau Salonika (1880 M/1296 H) ini pada tanggal 3 Maret 1924 melalui
sidang Dewan Perwakilan Nasional, memecat Khalifah, membubarkan sistem
Khilafah, dan menghapus sistem pemerintahan Islam yang telah berjalan ribuan
tahun tersebut dari Khilafah Ustmaniyyah di Turki.
Sejak peristiwa 3 Maret
1924, kaum Muslimin hidup tanpa naungan Khilafah, terpecah belah menjadi
sekitar 60-an negara nasionalis yang tidak terikat satu sama lain dengan ikatan
yang shahih (aqidah Islam), dihinakan, wilayahnya diduduki penjajah, darahnya
ditumpahkan, kehormatannya dilecehkan, dan agamanya dinistakan.
Kini, setelah 89 tahun
berlalu, gaung kebangkitan Islam yang sejak lama diperjuangkan mulai
menampakkan hasilnya. Kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia melihat secercah
harapan kembalinya kejayaan dan keberkahan hidup di bawah naungan syariat Islam
di bawah sistem pemerintahan Islam, Khilafah Islamiyyah.
Nubuwwah dari
Rasulullah SAW., yang memberitakan akan berakhirnya masa kepemimpinan para
diktaktor yang kejam dan bengis dan menjadi awal kemunculan sistem Khilafah
Islamiyyah yang mengikuti metode kenabian mulai terlihat tanda-tandanya.
Keruntuhan rezim
diktaktor Tunisia, disusul Mesir, Libya, dan kini Suriah menjadi tanda dan
bukti benarnya berita kenabian Rasulullah SAW. Sementara itu, fenomena kemunculan
negara-negara Islam atau yang lebih dikenal dengan Imarah Islam, seperti Imarah
Islam Afghanistan, Imarah Islam Kaukasus, Imarah Islam Somalia, dan Daulah
Islam Iraq menjadi penanda dan bukti yang menguatkan bahwa masa kedatangan
Khilafah Islamiyyah yang mengikuti metode kenabian sudah semakin dekat. Karena
seluruh Imarah Islam yang ada bercita-cita mewujudkan Khilafah Islamiyah
mengikuti metode kenabian. Insya Allah!
Bagaimana Khilafah
Islam Diruntuhkan ?
Syekh Abdullah Azzam rahimahullah dalam
bukunya ‘Al Manarah Al Mafqudah’ (Pelita Yang Hilang) menjelaskan penyebab
runtuhnya kekhilafahan. Menurut beliau, orang-orang Eropa berpendapat bahwa
cara yang paling mudah untuk mematikan Islam adalah melayangkan pukulan
mematikan memlalui tangan putra-putranya yang mengaku sebagai kaum Muslimin.
Musthafa
Kamal Attaturk datang mewujudkan impian yang belum pernah terbayangkan
sebelumnya oleh orang-orang Eropa yakni memecat Khalifah, membubarkan sistem
Khilafah, dan menghapus sistem pemerintahan Islam yang telah berjalan ribuan
tahun dari Khilafah Ustmaniyyah di Turki.
Musthafa Kamal Attaturk |
Menurut Syekh Abdullah
Azzam dalam ‘Al Manarah Al Mafqudah’ buku beliau yang diterbitkan di Shada,
perbatasan Afghanistan pada 26 Juni 1987 tersebut, Musthafa Kamal Attaturk
lahir di kota Salonika atau kota Yahudi, yang berpenduduk 140.000 jiwa, dimana
80.000 diantaranya adalah orang-orang Yahudi Espana dan 20.000 lagi adalah
orang-orang Yahudi Aldunama, yakni kaum Yahudi yang berpura-pura masuk Islam
(dokumen duta Inggris, Lother, tanggal 29-5-1910), diterbitkan oleh Majalah
Al-Mujtama’ no. 425-529, 1978.)
Musthafa Kamal Attaturk
adalah agen dan antek orang-orang kafir Eropa, terutama Inggris. Musthafa
mengawali pengkhianatannya ketika berada di Palestina, dengan mengadakan
perjanjian dengan Allenby, panglima pasukan Inggris. Dari pengkhianatan itu
disepakati Musthafa menarik pasukannya dari Palestina dan memberi kesempatan
kepada Allenby untuk masuk bersama pasukannya dalam keadaan tenang dan damai.
Pasukan Allenby akhirnya memukul mundur pasukan ke IV Turki dengan pukulan yang
mematikan. Akibat dari pengkhianatan awal Musthafa, kekuatan Turki hancur untuk
selama-lamanya dimana hasil pertempuran sangat memilukan, jumlah tawanan
mendekati seratus ribu tentara, di luar jumlah mereka yang mati oleh peluru
orang-orang Druze dan Armenis (Ar Rajulu Ash-Shanamu)
Syekh
Abdullah Azzam membeberkan dalam ‘Pelita yang Hilang’ bukti-bukti pengkhianatan
Musthafa Kamal Attaturk dan kesepakatannya dengan Inggris.
1. Mundurnya Musthafa Kamal dari posisi strategis yang
terlindung kuat, yakni di timur Nabulus, yang dilakukan persis di malam
masuknya pasukan Allenby, 19 September 1917, dengan mendadak dan dalam waktu
yang singkat.Dhabith Tarki Sabiq, mantan jenderal Turki, penulis buku Ar Rajulu
Ash-Shanamu, Kamal Attaturk (Manusia Berhala, Kamal Attaturk),
menyatakan : “Di sini terjadi kesepakatan antara Mustafa Kamal dengan panglima
pasukan Inggris, Jenderal Allenby, secara rahasia. Isi kesepakatan tersebut
ialah Musthafa Kamal akan menarik mundur pasukannya secara mendadak, sehingga
tentara Turki tidak mampu melakukan pertahanan. Tentu saja hal itu menyebabkan
mereka jatuh ke tangan musuh.
2. Inggris mengadakan hubungan dengan Musthafa Kamal
pada waktu dia masih menjadi panglima pasukan di Palestina. Mereka membujuk
Musthafa Kamal untuk mengadakan pemberontakan terhadap Sultan dan Inggris
berjanji untuk membantu rencana tersebut.
3. Setelah Allenby merebut kemenangan, maka ia
datang ke Istambul. Dia meminta Daulah Turki yang kalah untuk mengangkat
Musthafa Kamal sebagai panglima pasukan ke IV dekat wilayah Maushil (kota di
Iraq), dimana pengaruh Inggris dan daerah minyak terletak. Tujuannya supaya
Musthafa Kamal dapat melindungi berbagai kepentingan Inggris dan mengamankan
mereka di sana.
4. Musthafa Kamal, setelah kekalahan besar yang
diderita Turki dan sesudah kembali ke Turki, mempunyai hubungan rahasia dengan
pastor yang dikenal dengan nama Frid, seorang kapala intelejen Inggris di
Turki.
5. Sandiwara kemenangan yang gemilang di Anatolie,
khususnya di wilayah Sicoria, Azmir, dan Avion yang menjadikan Musthafa Kamal
melambung ketenarannya bagaikan sebuah lagenda. Maka sempurnalah sandiwara
tersebut dengan penampilan yang menghipnotis dan merampas perasaan hati itu.
Inggris telah menekan Khalifah sedemikian rupa sehingga dia nampak lemah dan
tak berdaya. Sementara di sisi lain mereka berpura-pura lemah menghadapi
Musthafa Kamal agar nampak bahwa dia adalah pahlawan satu-satunya di Turki.
Akhirnya pada tanggal 3 Maret 1924, Musthafa Kamal,
sang agen dan antek Inggris turunan Yahudi tersebut mengusulkan rencana untuk
menghapus, membubarkan khilafah, memisahkan antara agama dan negara, serta
mengganti Mahkamah Syariah dan Undang-Undang Syariah dengan Mahkamah Modern
(Thaghut) dan Undang-Undang Modern (Thaghut).
Syekh Abdullah Azzam mengomentari tindakan keji
Musthafa Kamal tersebut: “Sungguh Musthafa Kamal telah mencabut bangunan yang
tinggi dari pondasinya. Bangunan yang selama lima abad menjadi menara petunjuk
bagi kaum Muslimin, menjadi pelita yang menerangi kaum Muslimin di bumi Turki.”
sumber:
arrahmah.com
fkimuikabogor.wordpress.comdjenderal4arwah.wordpress.com
0 Response to "Khilafah Islam Diruntuhkan (I)"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar