Suatu hari seorang miskin datang menemui Abu Nawas, seorang yang cerdik. Dia mengutarakan masalahnya kepada Abu Nawas. Ia sudah tidak tahan terhadap nasibnya. Rumahnya sangat sempit, apalagi dia memiliki anggota keluarga yang tidak sedikit. Ia ingin Abu Nawas untuk memecahkan masalahnya dengan melapangkan rumahnya.
Abu Nawas kemudian menawarkan untuk membawa seekor unta masuk ke dalam rumahnya. Karena Abu Nawas adalah seorang yang sudah terkenal cerdik maka orang itu langsung melakukannya.
Keesokan harinya, orang tersebut datang dan berkata semakin sesak rumahnya. Dia ingin Abu Nawas memberikan solusi. Mendengar keluhannya Abu Nawas menawarkan untuk membawa seekor kambing ke rumahnya dan orang tersebut pun langsung melakukannya.
Keesokan harinya, orang tersebut datang ke Abu Nawas dan menyampaikan bahwa rumahnya semakin sesak bahkan timbul bau yang mengganggu. Mendengar hal tersebut, Abu Nawas menawarkan untuk memasukkan seekor sapi ke dalam rumahnya. Orang tersebut pun melaksanakannya.
Keesokan harinya, orang tersebut terlihat lusuh, tak bergairah, dan murung. Ia sudah tidak tahan lagi terhadap keadaan rumahnya. Jangankan tidur, sekedar meluruskan kaki waktu duduk saja sangat susah. Dia ingin keluar dari keadaan tersebut. Abu Nawas lalu menawarkan untuk mengeluarkan sapi yang ada di rumahnya tersebut.
Keesokan harinya dia merasa sedikit berbeda. Dia lebih bersemangat karena tidurnya lebih baik dari hari-hari sebelumnya. dia pun menceritakannya kepada Abu Nawas. Mendengar ceritanya, Abu Nawas menawarkan kelapangan yang lebih lagi. Dia pun menginginkannya. Abu Nawas menyuruhnya untuk mengeluarkan kambing yang pernah dimasukkannya. Dia pun melakukannya.
Keesokan harinya, dengan hati yang sangat senang dia peri ke rumah Abu Nawas. Dia ingin membagi kebahagiannya kepada Abu Nawas. Setelah mendengar cerita dari orang tersebut, Abu Nawas kembali menawarkan cara mendapat kemudahan yang lebih lagi. Abu Nawas menyuruh orang tersebut untuk mengeluarkan unta dari rumahnya. Maka,dia pun pulang dan melakukan nasihat Abu Nawas.
Keesokan harinya, orang tersebut tergesa-gesa menuju rumah Abu Nawas. Dia seperti orang yang mendapat rezki yang paling diinginkan. Hidupnya seakan-akan berubah 1800.
Hikmah apa yang dapat kita ambil dari cerita di atas? Orang tersebut diceritakan mendapat rezki yang paling dia inginkan padahal tidak terjadi perubahan sedikit pun padanya dari keadaaan hidupnya semula. Hikmahnya terletak terletak pada pemikiran; anggapan kita tentang suatu hal.
Seandainya saja orang yang dalam cerita tidak menganggap bahwa rumah sempit adalah sebuah kekurangan maka pikirannya akan terhindar dari sempitnya rumah. Itu terlihat ketika Abu Nawas menjernihkan pikirannya. Dia tidak sadar bahwa sesuatu akan berbeda maknanya apabila dipikirkan oleh 2 buah sudut pandang.
Bertolak dari kisah ini maka yang dapat kita ambil untuk diterapkan dalam kehidupan ini adalah sikap selalu berprasangka baik. Apa-apa yang telah kita hadapi kita pandang dengan baik agar menghasilkan jawaban yang baik pula. Jika dipandang sebagai hal yang sukar dihadapi maka yakinlah itu akan menjadi mudah. Biasakanlah menghadapi masalah dengan berfikir.
Hmmm good story amri.... Hadapi masalah dgn berfikir bukan mengeluh:(
BalasHapusTq!