Pandai Menyiasati Semangat

Assalamu'alaikum wr. wb.
Saudaraku, pasti Anda pernah merasakan nikmat semangat. Tubuh ini seakan memiliki energi tanpa batas. Aliran darah ini kencang sekencang keinginan melakukan segalanya. Kalau boleh sombong maka ketika semangat itu ada dalam diri mutlak kita dapat menyelesaikan bagian usaha kita secara maksimal. Tak jarang dari itu berbuah sikap optimism yang tak terbantahkan.
Sadar atau tidak begitulah manusia. Suatu hal yang positif dan patut disyukuri Allah SWT menjadikan kita seperti itu. Banyak hal yang dapat kita lakukan dengan hal itu.
Menurut Saya, semangat adalah suatu bentuk aplikasi abstrak dari keimanan. Terserah kemana arah keimanan tersebut. Contohnya: Jika kita semangat dalam melaksanakan suatu perbuatan karena iming-iming sesuatu maka itu muncul dari keimanan kita terhadap ilah (red-sesuatu yang kita gandrungi, cintai, dan rela berkorban untuknya) sesuatu. Ketika suatu saat sesuatu itu hilang maka otomatis bisa dipastikan semangat itu hilang karena sesuatu yang kita imani itu sudah lenyap.
Contoh konkritnya adalah ketika seorang pemuda melakukan sesuatu karena ingin diperhatikan oleh seorang gadis. Dalam hal ini gadis tersebut berada dalam posisi ilah yang diimani pemuda tadi. Apapun yang diminta oleh gadis tadi hampir 100 % akan dituruti oleh pemuda itu. Ibarat pepatah cinta: mawar, mobil, kapal pesiar, bahkan bulan akan diberi jika itu permintaan kekasih hati (lebay: mode on).
Saudaraku, segala sesuatu yang menjadi akar semangat kita jika tidak karena Allah yang menciptakan nikmat semangat itu maka sesungguhnya itu sia-sia. Semangat itu bersedih karena tersalurkan tak tentu arah dan tak bertujuan. Sebaik-baik semangat adalah semangat yang dilandasi keimanan kepada Allah SWT. Itu yang pertama!
Yang kedua adalah bahwa kita patut menyadari bahwa kita memiliki siklus iman yang labil. Kita ini adalah manusia biasa yang imannya gampang naik turun. Maka dari itulah sering kita merasakan kita ini kehilangan semangat. Sebenarnya di saat itu kita lagi dalam kondisi berkurangnya iman.
Yang paling pantas kita lakukan adalah bahwa kita harus mengevaluasi kembali keimanan kita. Sudah semurni apakah keimanan kita? Sudah sejauh apakah kita menjaga kekuatan ruhiyah kita? Kekuatan ruhiyah adalah gambaran keimanan sesorang maka hendaknya kita selalu menjaga amalan-amalan ruhi kita. Orang yang beriman adalah orang yang hati, mulut, dan tangannya tersinergi dalam satu kesatuan. Itu yang kedua!
Yang ketiga adalah bahwa kita patut bersyukur Allah SWT menarik ulur semangat tersebut dari diri kita. Itulah bentuk kasih sayang Allah. Allah menginginkan kita untuk tidak jauh dari-Nya ketika dalam kondisi patah semangat. Allah mengingatkan kita bahwa kita harus lebih giat meningkatkan jiwa semangat kita lagi karena tingkat yang sekarang ini tidak cukup lagi untuk melewati suatu rintangan yang akan datang lebih besar lagi. Allah menegur kita untuk selalu meningkatkan standar semangat dan keimanan kita. Itu yang ketiga!
Yang terakhir adalah bahwa ketika kita berada dalam kondisi semangat yang tinggi maka berhati-hatilah. Jangan sembarangan dalam merencanakan sesuatu. Banyak contoh orang yang memiliki rencana besar sangat semangat besar tapi hasil kecil karena semangat berubah menjadi kecil. Rencanakanlah sesuatu dengan matang karena sebaik-baik rencana adalah rencana yang disusun dengan perhitungan yang matang.
Berikut ada pesan dari Allah SWT dalam surat Al-Anfaal ayat 65:
Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti
Syukron! Wallahua’lam bishowab!

(Amrizal Zuhdy S, 2009)

0 Response to "Pandai Menyiasati Semangat"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar