Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Allah SWT berfirman:
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).”
{QS. An-Naml: 62}.
Saudara-saudaraku, berbahagialah kita sekalian yang insya Allah termasuk ke dalam orang-orang yang berkata bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang maha esa. Tidak sampai di situ saja bahwa kita juga selalu berusaha mengingat-Nya di setiap kesempatan nafas kita sehingga kita menjadikan jalan hidup kita menjadi jalan untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Berbahagialah bagi kita yang menjadikan doa sebagai senjata kita untuk menaklukkan dunia; berupaya dalam menjelajahi setiap arti penghambaan diri kita kepada Allah SWT. Disadari atau tidak bahwa sesungguhnya kekuatan doa itu sangat luar biasa. Itulah mengapa Allah SWT menyuruh hamba-hamba-Nya berdoa kepada-Nya. Di sini bukan dalam artian Allah SWT membutuhkan doa kita. Jika seluruh manusia dan jin memohon doa atau tidak berdoa kepada Allah SWT itu sama sekali tidak mengurangi kemuliaan Allah - rabb semesta alam. Kemuliaan Allah tidak berubah tergantung keberadaan hamba-Nya.
Berarti doa kebaikan doa itu sendiri kembali lagi kepada si pemohon. Terlebih lagi Allah SWT telah berfirman seperti ayat di atas bahwa doa menghantarkan kita kepada posisi khalifah di muka bumi ini. Berarti ada beberapa kebaikan yang didapati sang pemohon doa. Keabaikan yang didapatkannya untuk memelihara posisinya untuk sukses di kehidupan dunia ini.
Adapun kebaikan itu adalah:
1. Memperjelas Kedudukan Kita Sebagai Hamba dan Allah Sebagai Rabb
Makna penting yang dapat kita tarik dari sini adalah:
a. Menjadikan kita sebagai orang yang rendah hati
Seorang pendoa yang baik akan selalu rendah hati. Otomatis jiwa sombong dalam dirinya akan padam. Bila seseorang dapat meminimalkan sifat sombong dalam dirinya maka dia semakin dekat kea rah kesuksesan. Orang yang sombong tidak akan pernah menilai dirinya seobjektif mungkin. Dan bagaimana mungkin seorang akan sukses bila tidak ada evaluasi ke arah yang lebih baik.
Bolehlah kita tengok sejarah yang menjadi bahan pertimbangan kita. Tengoklah Fir’aun, Qarun, atau Haman. Maukah kita masuk ke dalam daftar orang-orang yang gagal bersama mereka? Pasti tidak.
b. Menjadikan kita sebagai orang yang memiliki mindset proses
Pendoa yang baik akan selalu meletakkan posisinya sebagai hamba. Dia menyadari bahwa ada bagian dari rencana hidup ini yang dia tidak kuasa akan hal itu. Prinsip yang tertanam dalam dirinya adalah melaksanakan apa yang memang dia bisa laksanakan, terlepas dari hasil yang didapatkan. Ini merupakan hal penting dalam kesuksesan.
Kegagalan bagi orang sukses adalah pencetus keinginan untuk melaksanakan yang lebih baik. Kegagalan adalah penghias indahnya sebuah proses. Cobalah kita melihat orang sukses menceritakan kisah hidupnya. Dia begitu bersemangat ketika menceritakan bagian tersulit dari hidupnya. Keluar dari kesusahan dengan usaha yang keras akan menimbulkan kepuasan yang tinggi.
2. Doa Memperjelas Target
Doa hakikatnya adalah tujuan, keinginan, atau target yang ingin kita capai. Seorang pendoa yang baik tidak akan berdoa asal-asalan. Apa yang diucapkannya adalah apa yang memang diinginkannya. Itu akan tercermin dalam kehidupan sehari-harinya. Ibarat kata pepatah: Dimana ada kemauan di situ ada jalan, maka seorang pendoa yang baik akan telah menyiapkan kemauannya menyelingi setiap doanya.
Coba tanyakan kepada orang sukses apakah mereka pernah menghadapi proses tanpa menyiapkan kemauan. Mungkinkah Islam tersebar luas jika Rasulullah tidak mau berdakwah? Mungkinkah Napoleon menguasai Prancis jika dia tidak menginginkannya? Mungkinkah Bosnia merdeka jika para jihaders di sana tidak memiliki kemauan memperjuangkannya?
3. Doa Sebagai Sarana Dzikir
Doa adalah penenang hati. Seorang pendoa yang baik akan selalu terlihat tenang. Segala keputusannya akan dikeluarkan dalam keadaan tenang. Keputusan-keputusan yang dikeluarkan dalam keadaan hati tenang adalah keputusan yang mendekati kebijakan. Dan orang-orang sukses adalah orang bijak menghadapi segala proses kehidupannya.
Allah berfirman dalam QS. Ar Ra’d ayat 28:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
4. Doa Sebagai Penyemangat
Seorang hamba orang yang berdoa berarti kita patut yakin bahwa dia memiliki harapan akan sesuatu, tergantung apa yang dipintanya. Harapan tadi akan memungkinkan timbulnya suatu semangat untuk berusaha mewujudkannya. Sebaik-baik harapan adalah harapan yang melahirkan semangat sedangkan seburuk-buruk harapan adalah harapan yang melahirkan angan-angan.
Seorang yang sukses bukanlah seorang yang memiliki banyak angan-angan. Tolak ukur sukses bukan dinilai dari segudang konsep, melainkan dari apa-apa yang telah direalisasikan dalam prosesnya. Satu rencana yang baru dilaksanakan lebih baik dari seribu rencana yang tidak terjalankan.
Di sini terlihat begitu mahalnya harga semangat. Semangat itu dapat melahirkan suatu unsur untuk berubahnya kehidupan seseorang. Tidak mungkin kehidupan kita berubah kalau hanya mengandalkan semangat orang lain. Allah berfirman dalam QS. Ar Ra’d ayat 11:
…Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…
Saudaraku, perbanyaklah doa karena doa adalah senjata bagi orang-orang yang beriman serta doa juga merupakan pijakan-pijakan untuk kesuksesan. Dengan berdoa kita berarti kita menyadari keadaan diri kita sendiri sehingga kita aktif melakukan perbaikan-perbaikan. Tidak hanya itu Allah SWT telah berjanji akan memberi pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang meminta pertolongan kepada-Nya. Oleh karena itu, jika Anda ingin sukses di dunia dan akhirat maka perbanyaklah doa karena kebaikan doa itu kembali kepada diri kita sendiri.
Wallahu a’lam
0 Response to "Indahnya Berdoa"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar