Taste dalam Hidup Menurun, Ada yang Kurang. Kenapa?

     Saudaraku, pasti dalam hidup kita pernah merasakan sesuatu yang kurang. Hal yang kita lakukan serasa kurang nikmat. Kepuasan yang kita rasakan pun tidak maksimal. Dan terkadang kita tidak tahu apa penyebabnya. Walaupun itu sudah kita lakukan sebagaimana mestinya tapi tetap saja terasa ada yang kurang.

     Sebenarnya teknis hidup kita tidak berubah. Setiap kali kita melakukan sesuatu seperti biasanya tapi masih terasa kuarang juga itu merupakan pertanda tidak ada kesalahan pada apa yang kita kerjakan. Kalau kita nilai-nilai kembali kesalahan itu sebenarnya ada pada diri kita sendiri. Oleh karena perbuatan yang kita lakukan sesuatu itu menjadi kurang berkesan rasanya.

     Ada beberapa hal yang kita lakukan justru itu menurunkan nikmat kepuasaan dari pekerjaan yang kita lakukan. Adapun hal tersebut adalah:
1. Terjebak dengan Rutinitas
     Ketika kita telah melakukan sesuatu pertama kali akan sangat berbeda rasanya kepuasaan yang kita dapat dibandingkan ketika kita telah melakukannya untuk beberapa kali. Ini sebenarnya dikarenakan makna dan tujuan dari pekerjaan kita lama-lama menjadi kabur. Kita tidak memiliki semangat hidup mencapai tujuan lagi dengan apa yang kita sudah anggap biasa.

     Pekerjaan yang kita lakukan sering ditempatkan pada posisi kewajiban atau kebiasaan yang sudah dilakukan dalam waktu yang lama. Pekerjaan itu hanya cukup untuk dilakukan saja, toh kita sudah mencapai tujuannya pada waktu kita memulai pertama kali.

     Sah-sah saja keadaannya seperti ini karena manusia memang makhluk yang pembosan. Manusia adalah makhluk yang memiliki naluri untuk menaklukkan tantangan. Maka untuk mendapatkan kepuasaan dari suatu pekerjaan lagi maka perbaharuilah selalu makna dan tujuan pekerjaan kita. Tingkatkan selalu standar nilai kesuksesan kita sehingga kita merasa tertantang. Kita pun akan berbuat sesuatu yang lebih untuk hadiah yang lebih pula.

2. Terlalu Sibuk dengan Aktivitas yang Besar
     Memang benar seseorang harus terus mengasah dirinya dengan melakukan aktivitas yang bernilai besar. Seperti apa yang ada pada poin satu seseorang selalu menambah standar suksesnya. Namun, perlu diingat bahwa itu buka berarti kita meninggalkan sesuatu yang kecil sifatnya.

     Pekerjaan kecil ini tanpa kita sadari adalah guru kita dalam pekerjaan-pekerjaan besar. Pekerjaan kecil yang memberitahu kita bagaimana nikmatnya kepuasan. Maka ketika kita terhenti pada pekerjaan besar, kembalilah melihat pekerjaan kecil yang telah dan akan kita lakukan. Pekerjaan kecil ini akan mengajarkan bahwa sebenarnya kita telah menyelesaikan sesuatu yang lebih dan itu patut dihargai sehingga kita tidak terlalu jauh meletakkan standar sukses kita.

3. Terlalu Sibuk dengan Urusan Dunia
     Saudaraku, pekerjaan yang kita lakukan harus kita pasrahkan kepada Allah SWT. Ketika kita terlalu jauh untuk urusan dunia maka jadilah kita manusia yang haus akan kepuasan-kepuasan. Apapun kita lakukan untuk mendapatkan kepuasaan sehingga sesuatu itu kita pandang dengan menghiraukan perasaan dan suasana hati.

     Orang-orang yang terlalu fokus kepada dunia tidak memiliki kesejukan hati. Suasana perasaannya tidak terkontrol. Hasil yang didapatkan dari perkerjaannya akan selalu dinilainya kurang bahkan gagal. Menilai sesuatu itu harus dengan pikiran jernih. Nah, pikiran jernih itu akan muncul dengan suasana perasaan dan keadaan hati yang tenang. Oleh karena itu, seimbangkanlah hidup kita dengan kemauan untuk selalu memperbaharui standar dan kejernihan pikiran untuk pekerjaan yang baik.

4. Terpesona dengan Jumlah
     Seringkali kita memandang suksesnya pekerjaan kita dari kaca mata jumlah. Kita sering tidak senang ketika nilai ujian kita rendah. Kita tidak puas ketika kita tidak memenangkan pertandingan. Banyak lagi pekerjaan kita yang rasanya tidak sukses kita nilai karena tidak memenuhi target kuantitas.

     Tidak salah memang ketika mengambil kuantitas sebagai standar sukses kita. Namun, perlu diingat bahwa jangan sampai kita melupakan proses. Kita jarang sekali menilai bagaimana jalannya apa yang kita kerjakan. Kita jarang sekali mengevaluasi cara kita melakukan pekerjaan.

     Padahal seandainya kita melewati proses pekerjaan dan merasakan hembusan angin ketika keringat bercucuran dalam usaha adalah kesan yang luar biasa. Menghela nafas di waktu lelah dan menikmati istirahat akan lebih terasa ketika kita ketika tubuh ini letih. Mengeluarkan ide-ide pun akan lebih mudah ketika kita telah menemui kegagalan. Begitu penting proses maka kita seharusnya memberikan perhatian yang lebih.

5. Kurangnya Motivasi dan Evaluasi Diri
     Motivasi mengajarkan kita untuk menumbuhkan semangat. Semangat akan memacu kita untuk selalu melakukan targetan-targetan perkerjaan. Perbaharuilah selalu motivasi kita agar semangat kita selalu terjaga. Perbaharuilah selalu motivasi kita agar kita terhindar dari rutinitas dan kebiasaan-kebiasaan yang mematikan semangat untuk menggapai tujuan kita.

     Evaluasi adalah bentuk penilaian proses perjalanan kerja kita. Bila kita selalu melakukan evaluasi-evaluasi maka yakinlah kita akan mendapatkan sesuatu hasil yang lebih baik. Hasil yang baik ini akan menambah semangat kita untuk lebih baik. Rangkaian kepuasaan akan bisa kita raih.

     Idealnya pekerjaan yang membuat kita puas adalah pekerjaan dinamis dan produktif. Dinamis dalam pekerjaan akan menunjukkan adanya kepuasan dalam kualitas. Produktif dalam pekerjaan akan menjadi acuan adanya kepuasan dari segi kuantitas.

Wallahu’alam!

0 Response to "Taste dalam Hidup Menurun, Ada yang Kurang. Kenapa?"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar