Islam pernah juga berjaya di Benua Eropa. Selama berabad-abad, Khilafah Islamiyah berhasil menancapkan pengaruhnya di kawasan Eropa Timur, Balkan, dan Mediterania. Salah satu bukti penting adalah adanya kedaulatan Kesultanan Turki Ustmaniyah (Ottoman) yang diakui Eropa. Namun, pengaruh itu lama-kelamaan berangsur-angsur hilang di akhir abad ke-19.
Di tengah menurunnya pengaruh itu, muncullah seorang sultan yang bernama Sultan Abdul Hamid II. Beliau dilahirkan di Istanbul anak dari Abdul Majid. Nama lengkap beliau adalah Abdul Hamid bin Abdul Majid bin Mahmud bin Abdul Hamid bin Ahmad. Beliau menggantikan Sultan Abdul Aziz (Murad VI), pamannya pada tahun 1876. Warisan yang didapat beliau kala itu kondisi kesultanan dalam keadaan tidak stabil, utang luar negeri besar, campur tangan asing, dan birokrat yang korup.
Dalam situasi yang dikelilingi konspirasi, intrik, dan fitnah tersebut, sang sultan berusaha memimpin daulah yang luasnya dari Timur ke Barat selama tiga puluh tahun. Beliau memiliki prinsip-prinsip sebagai seorang khalifah yang ingin tetap mempertahankan syariat Islam di tengah kekacauan. Tak jarang beliau difitnah oleh para konspirator dan musuh-musuh Islam sehingga sempat pemerintahannya digelari ‘Hamidian Absolutisme’
Banyak kisah-kisah Beliau yang sangat luar biasa sebagai seorang khalifah yang memegang teguh amanah. Salah satu kisah Beliau adalah ketika mempertahankan wilayah Palestina dari gerakan Zionisme. Ini merupakan wujud cinta tanah air beliau yang pantas dijadikan teladan bagi para pemimpin saat ini.
Sebelumnya bangsa Yahudi telah melakukan propaganda-propaganda tentang hak sejarah bangsa Yahudi terhadap tanah Palestina. Hingga muncul gagasan dari Yahuda Al Kalaj seorang tokoh Yahudi untuk mendirikan negara Israel di tanah Palestina. Hal ini dilandasi dari Kitab Talmud, kitab bikinan pendeta-pendeta tertinggi Yahudi yang menyatakan tanah Palestina adalah Tanah Yang Dijanjikan (the Promise Land ).
Menindak-lanjuti gagasan Yahuda Al Kalaj untuk mendirikan negara Israel di tanah Palestina maka Theodore Hertzl menemui Sultan Abdul Hamid untuk melancarkan serangan demokratisnya. Hertzl adalah tokoh Yahudi yang aktif melakukan propaganda tentang pendirian negara Israel . Dia datang untuk mempengaruhi sultan agar bekerja sama dalam penyerahan tanah Palestina.
Hertzl membawa janji yang menggiurkan. Para pemilik modal Yahudi Internasional berkenan memulihkan kas keuangan Turki Usmani dengan bantuan keuangan dalam jumlah besar tanpa bunga. Mendengar permintaan dari Hertzl, Sultan Abdul Hamid II dengan tegas berkata, “Jangan lagi engkau membicarakan soal ini. Saya tidak akan menyisihkan sejengkal pun tanah Palestina karena tanah itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Rakyat saya berjuang untuk mendapatkan tanah itu dan menyuburkannya dengan darah mereka…Biarkanlah orang Yahudi menyimpan uang mereka yang berjuta-juta banyaknya di peti mereka.”
Theodore Hertzl gagal. Dia kemudian mengumpulkan tokoh-tokoh Yahudi Internasional. Kongres Zionis Internasional I di Swiss pun digelar untuk menentukan action plan mendirikan negara penjajah Israel di tanah Palestina. Hasil keputusan dari kongres tersebut adalah usaha mendirikan negara Israel melalui jalan-jalan di luar jalan demokratis.
Target mereka adalah menjadikan Yahudi sebagai kaum yang mayoritas di sana dan menjadikan bangsa Palestina sebagai kaum minoritas. Juga dengan bekal mereka yang menguasai perekonomian, mereka berusaha menguasai negara dan mengusir bangsa Palestina dengan cara pembersihan etnis, perang, penyebaran penyakit, pembukaan lapangan pekerjaan di negara-negara tetangga.
Ditambah lagi dengan propaganda melalui buku-buku dan pendapat-pendapat dari Theodore Hertzl serta tokoh-tokoh Yahudi Internasional, maka terjadilah gelombang eksodus besar-besaran Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina baik secara sukarela atau paksaan dari kaum Zion . Selain itu, mereka juga memaksa dunia internasional untuk membuatkan undang-undang yang melegitimasi keberadaan Yahudi di Palestina.
Sembari program pengusiran bangsa Palestina dijalankan, sebenarnya Hertzl juga mengirimkan delegasinya untuk menemui Sultan Abdul Hamid II. Sultan menolak menemui mereka dan mengirimkan utusannya yang menyampaikan pesan: “Pertama, hutang pemerintah bukanlah suatu kejahatan. Negara lain seperti Perancis juga tersangkut hutang, dan itu tidak mempengaruhinya. Kedua, Baitul Maqdis telah ditaklukkan oleh kaum Muslimin atas pimpinan Umar bin Khattab r.a. Aku tidak bersedia menanggung nama buruk dalam sejarah, bahwa aku telah menjual tanah suci itu kepada Yahudi. Aku tidak mau menghianati amanah kaum Muslimin yang telah dipikulkan di atas pundakku. Ketiga, katakan kepada orang-orang Yahudi itu untuk menyimpan saja hartanya sendiri. Pemerintah negara tidak dibenarkan membina aparatur negaranya dengan uang musuh Islam. Dan keempat, ini yang paling penting, suruh mereka angkat kaki dari sini, dan janganlah boleh lagi mencoba menemui aku atau memasuki tempat ini!”
Tidak bisa dengan jalan membeli prinsip Sultan Abdul Hamid II maka mereka pun melancarkan serangan dari dalam tubuh pemerintahan sultan untuk menggulingkannya. Lewat upaya-upaya penyusupan, pembunuhan, dan cara-cara keji lainnya, akhirnya kekhalifahan Turki Ustmaniyah berhasil dihancurkan pada tanggal 3 Maret 1924, 27 tahun setelah Kongres Zionis I. Mustafa Kemal Attaturk, seorang Yahudi Turki naik menjadi penguasa dan menghancurkan seluruh sendi kehidupan beragama di Turki dan menggantinya dengan paham Sekuler.
Cerita ini adalah sebagian kecil cerita ksatria Islam. Ksatria Islam yang lahir dari sebuah idiologi atau paham atau yang paling tepat disebut Ad Dien Al Islam. Agama Islam ini bersumber dari Al Quran dan As Sunnah. Mau tidak mau agama ini akan tetap ada hingga perang akhir zaman kelak. Maka tetaplah berada dalam kebanggaan sebagai penganut agama ini dan berusahalah menjadi ksatria di kehidupan Anda.
Ingat, empat orang ini adalah sebagian kecil dari banyaknya ksatria Islam. Sengaja dipilih mewakili bagian waktunya di akhir zaman ini. Rasulullah mewakili bagian waktu nubuwah, ‘Umar mewakili bagian waktu khulafaur Rasyidin, Salahuddin dan Abdul Hamid mewakili bagian waktu khilafah islamiyah. Sekarang adalah bagian waktu berkuasanya penguasa zalim dan berikutnya adalah bagian waktu munculnya kembali khilafah islamiyah. Anda berhak menjadi ksatria di bagian waktu tersebut. Anda berhak menjadi ksatria sebagaimana Imam Mahdi menjadi ksatria Islam dalam kehidupan akhir zaman nanti. Jangan-jangan Anda-lah pembawa garis keturunan itu, atau Andalah Al Mahdi itu??? Wallahu ‘Alam…
YANG PENTING TETAP MELAKUKAN HAL-HAL POSITIF AGAR AGAMA INI KEMBALI BERSINAR!!!
Sumber-sumber:
- Ridyasmara, Rizki. 2006. Knights Templar Knights of Christ. Jakarta : PUSTAKA AL-KAUTSAR
- www.bataviase.co.id/node/261230
- www.id.wikipedia.org/wiki/Salahuddin_Ayyubi
- www.mentaritimur.com/mentari/mar07/saladin.htm
- www.m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/14/124626-sultan-abdul-hamid-ii-sang-pembela-sejati-palestina
- www.m0emets.logspot.com/2007/11/salahudin-al-ayubi.html
0 Response to "Sejarah Membuktikan Begitu Berwibawanya Ksatria Islam (bagian III)"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar