Nasehat Akhir Tahun

Puja-puji bagi Allah yang telah menetapkan kefanaan bagi dunia dan mengabarkan akhirat sebagai negeri abadi. Menciptakan kematian sebagai sarana. Duka bagi pencinta dunia sementara suka untuk perindu akhirat.

Wahai sekalian sahabat, bertakwalah kepada Allah. Pikirkanlah betapa cepatnya dunia berlalu, bisa lebih cepat dari siumannya dari mabukmu terhadap dunia. Satu persatu kau seret kaki mu untuk melangkah maka satu persatu pula kau mendekati kematian.



Tiada ada selain apakah seseorang diberi pahala atas kebaikannya atau dosa atas kemaksiatannya, kecuali telah menemui kematian.
"Suatu hari Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya dan beliau memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya.
Imam Ghazali: "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"
Murid 1 : orangtua
Murid 2 : guru
Murid 3 : teman
Imam Ghazali : " Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu adalah janji Allah SWT bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati"
(Q.S. Al-Imran : 185)"



Berkata sebagian ahli hikmah, “Bagaimana bisa bergembira seseorang yang harinya membinasakan bulannya dan bulannya membinasakan tahunnya dan tahunnya membinasakan umurnya. Bagaimana bisa bergembira seseorang yang umurnya menggiringnya kepada ajalnya dan kehidupannya menggiringnya kepada kematiannya.”
Setiap tertakdir datang, maka pasti datang. Usia berkurang, tertakdir tetap datang. Waktu terlalai, jua tertakdir datang. Kekeliruan bila acuh meninggalkan tahun yang telah usai tanpa belajar sementara tahun yang akan datang telah menjelang.

Maka berhisab-hisab diri terhadap apa yang telah dilakukan pada tahun-tahun yang lalu. Bila kebaikan mewarnai tahun-tahun lalu, bersyukurlah kepada Allah. Semoga Allah tetap menuntun dalam kebaikan. Bilamana keburukan yang mendominasinya, bertaubatlah kepada sang penerima taubat dalam sisa-sisa umur.

Allah Ta’ala berfirman:
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada di dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling nasihat menasihati di dalam kebenaran dan saling nasihat menasihati di dalam kesabaran.”

Al-Imam Asy-Syafi’i berkata, “Seandainya setiap orang mentadabburi surat ini pastilah cukup baginya.”
Dan sebagian ulama berkata, “Dahulu orang-orang yang shiddiq merasa malu kepada Allah apabila di hari itu (kualitas) amalannya seperti kemarin hari.”
Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak rela hari berganti kecuali amalan kebajikannya bertambah. Dan mereka malu apabila tidak ada kebajikan yang bertambah dan mereka menganggap hal itu sebagai kerugian. Maka dengan bertambah usia seorang mukmin bertambah pula kebaikannya. 

Barangsiapa kondisinya seperti ini kehidupan lebih baik darinya daripada kematian. Dan pada doa Nabi Shallallahu ‘Alaihi  Wasallam, “Ya Allah jadikanlah kehidupan sebagai penambah kebaikan bagiku dan (jadikanlah) kematian sebagai penghenti kejelekan dariku”. HR Muslim.

Dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah Rhadiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah seseorang wafat kecuali dia menyesal, apabila dia orang yang baik dia menyesal kenapa tidak lebih baik dan apabila dia orang jahat dia menyesal kenapa dia tidak bertaubat.”

Wahai sekalian sahabat, sesungguhnya setiap amalan tergantung penutupannya. Oleh karena kita tidak mengetahui amalan mana yang menjadi amalan penutup kita maka jadikanlah semua amalan kita laksana amalan penutup. Hari ini ditutup dengan amalan penutup. Bulan ini pun ditutup dengan amalan penutup. Begitu juga tahun ditutup dengan amalan penutup.



Hari ini menjadi hari penutup bagi tahun ini. Maka tutuplah hari dengan amalan yang baik. Bilamana Allah belum mempertemukan kita kepada kematian di tahun yang baru maka persembahkanlah amalan penutup yang lebih baik dari hari ini pada hari-hari kemudian.

Selamat Menyambut Tahun Baru Bagi Sahabat Sekalian!
Barokallah!

0 Response to "Nasehat Akhir Tahun"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar