Khilafah Islam Diruntuhkan (l) <<
Syekh Abdul Qadim Zallum, dalam bukunya “How The Khilafah
Destroyed” (Kaifa Hudimat al-Khilafah) menceritakan
detik-detik dimana Khilafah Islam terakhir di Turki diruntuhkan oleh antek dan
agen Inggris, Musthafa Kamal Attatruk.
Syekh Abdul Qadim Zallum |
“Pada pagi hari tanggal 3 Maret 1924, diumumkan bahwa Majelis
Nasional telah menyetujui penghapusan Khilafah dan pemisahan agama dari
urusan-urusan negara. Pada malamnya, Musthafa Kamal mengirimkan perintah kepada
gubernur Istambul yang menetapkan bahwa Khalifah Abdul Majid harus meninggalkan
Turki sebelum fajar hari berikutnya. Pada tengah malam, gubernur bersama satu
pasukan dari kesatuan polisi dan militer mendatangi istana Khalifah. Khalifah
dipaksa masuk ke dalam mobil yang kemudian membawanya melintasi perbatasan
menuju Swiss. Setelah ia dibekali satu kopor berisi beberapa potong pakaian dan
sejumlah uang. Dua hari kemudian, Musthafa mengumpulkan seluruh pangeran dan
putri Sultan, kemudian mendeportasinya ke luar negeri. Seluruh peran agama
dihapuskan dan waqaf kaum Muslimin menjadi milik negara. Sekolah-sekolah agama
diubah menjadi sekolah umum di bawah pengawasan kementerian pendidikan.
Demikianlah bagaimana caranya Khilafah diruntuhkan. Khilafah benar-benar
runtuh, dan ikut runtuh pula Islam dalam kapasitasnya sebagai konstitusi
negara, sebagai sumber perundang-undangan umat, serta sebagai pedoman hidup.
Semuanya itu adalah perbuatan Inggris melalui kaki tangan dan agen mereka, si
pengkhianat Musthafa Kamal Pasha.”
Lihat
apa yang diucapkan Musthafa Kamal dalam pidatonya yang disampaikan pada anggota
dewan:
“Dengan harga apa yang harus dibayar untuk menjaga
Republik yang terancam ini dan menjadikannya berdiri kokoh di atas prinsip
ilmiah yang kuat? Jawabannya Khalifah dan semua keturunan keluarga Utsman harus
pergi (dari Turki), pengadilan agama yang kuno dan undang-undangnya harus
diganti dengan pengadilan dan undang-undang modern, sekolah-sekolah kaum
agamawan harus disterilkan tempatnya untuk dijadikan sekolah-sekolah negeri
yang non agama.”
Dan Umat Islam pun
Tercerai Berai
Pasca diruntuhkannya Khilafah Islam yang terakhir di
Turki, umat Islam tercerai berai, bagai anak ayam kehilangan induknya. Kaum
Muslimin terpecah belah menjadi sekitar 60-an negara nasionalis yang tidak
terikat satu sama lain dengan ikatan yang shahih (aqidah Islam).
Setelah Khilafah Islam
diruntuhkan, kaum Muslimin berpecah belah dan menyebar pada jalan yang
berbeda-beda laksana domba di malam hujan, dimana kemudian kawanan serigala
menerkam kaum Muslimin yang tercerai berai tersebut. Semua musuh mencabut
senjatanya dan menghunuskan pedangnya untuk menyembelih siapapun dan dengan
cara bagaimanapun yang mereka sukai. Khilafah Islam, sang pelindung umat sudah
tiada lagi.
Syekh mujahid, Usamah
bin Ladin rahimahullah dalam
“Taujih Manhajiyah 2” menggambarkan derita umat akibat tercerai berai dan tidak
memiliki pemimpin.
“Pada
saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya,
Philipina, Kashmir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika
di Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan
salib terhadap dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari
kesepakatan Saix-Piccot antara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia
Islam terbagi-bagi menjadi potongan-potongan, sedangkan para kakitangan salib
masih berkuasa di dalamnya sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa
menghadang kita dengan kesepakatan Saix-Piccot, yaitu kesepakatan Bush-Blair,
akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera yang sama, dan tujuannya juga
sama. Benderanya adalah bendera salib, dan tujuannya adalah merampas dan
menghancurkan umat Nabi kita shollallohu
‘alai wa sallam yang dicintai.
Sesungguhnya
kesepakatan Bush-Blair mengaku ingin menghancurkan teroris, namun tidak samar
lagi, meskipun bagi orang awam sekalipun, bahwa kesepakatan itu bertujuan untuk
menghancurkan Islam, namun demikian para penguasa negara-negara kawasan timur
tengah tetap saja menyatakan dukungan mereka, melalui berbagai ceramah dan
tulisan, terhadap terhadap Bush di dalam memerangi teroris, yaitu
memerangi Islam dan kaum muslimin, dalam sebuah pengkhianatan yang jelas
terhadap Islam dan umatnya, dengan dukungan restu dari para ulama’ pemerintah
dan para menterinya.”
Kesepakatan atau
Perjanjian Saix-Piccot adalah kesepakatan rahasia yang berlangsung pada tahun
1334 H ketika perang dunia pertama antara Inggris dan Prancis, atas persetujuan
Rusia untuk memecah-belah Daulah ‘Utsmaniyah dan membagi daerah-daerah yang
tunduk di bawah kekuasaan ‘Utsmaniyah --- yaitu Suriah, Irak, Lebanon dan
Palestina --- ke daerah-daerah yang tunduk kepada kekuasaan Prancis, sedangkan
yang lainnya tunduk kepada kekuasaan Inggris. Kesepakatan tersebut dinamakan
dengan nama tersebut karena dinisbatkan kepada pelakunya yaitu Marlk Saix orang
Inggris dan George Piccot, orang Perancis.
Syekh Usamah rahimahullah melanjutkan
:
“Dan sesungguhnya diantara tujuan terpenting dari
serangan salibis baru ini adalah mempersiapkan kondisi negara-negara di wilayah
timur tengah, setelah dilakukan pembagian, untuk mendirikan negara Israel Raya,
yang mencakup sebagian besar Irak dan Mesir melewati Suria, Lebanon, Yordan,
seluruh daerah Palestina dan sebagian besar dari negeri haromain (dua tanah
suci).
Lalu, bagaimana caranya
agar umat Islam yang tercerai berai tersebut bisa bersatu kembali di bawah
naungan Khilafah Islamiyyah? Bagaimana pula caranya menahan keganasan
orang-orang kafir yang membantai kaum Muslimin ?
Syekh mujahid, Usamah
bin Ladin menjawabnya:
“Maka jalan untuk menahan kekuatan orang-orang kafir
adalah jihad fi sabilillah, sebagaimana firman Alloh SWT:
"Maka berperanglah kamu pada jalan
Alloh, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri.
Kobarkanlah semangat para mu'min (untuk berperang). Mudah-mudahan Alloh menolak
serangan orang-orang yang kafir itu. Alloh amat besar kekuatan dan amat keras
siksaan (Nya)." (An Nisa’: 84)
Sesungguhnya umat Islam
pada hari ini, atas karunia Alloh SWT, mempunyai kekuatan yang sangat besar
yang cukup untuk menyelamatkan Palestina dan menyelamatkan negeri-negeri umat
Islam yang lain. Akan tetapi kekuatan ini terbelenggu, maka kita harus berusaha
untuk melepaskannya. Selain itu, sebenarnya umat ini telah mendapat janji
kemenangan, sehingga jika kemenangan itu tertunda maka hal itu disebabkan oleh
dosa-dosa kita dan berpangkutangannya kita dari membela Alloh SWT. Alloh SWT
berfirman:
"… jika kamu menolong (agama)
Alloh, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (Muhammad:
7)
Bahkan umat ini juga
dijanjikan kemenangan atas orang-orang Yahudi, sebagaimana sabda Rosululloh
shollallohu ‘alai wa sallam:
"Hari kiamat tidak akan terjadi
sehingga kaum muslimin memerangi orang-orang yahudi, lalu kaum musliminpun
membunuh mereka, sampai-sampai ada seorang yahudi yang bersembunyi dibalik batu
dan pohon, lalu batu atau pohon itu berkata: 'wahai orang Islam, wahai hamba
Alloh ini orang yahudi dibelakangku, kemarilah bunuhlah dia!. Kecuali
pohon ghorqod, sesungguhnya ghorqod itu pohon orang-orang
yahudi." (HR. Muslim)
sumber:
arrahmah.com
harmoko1924.blogspot.com
0 Response to "How the Khilafah Destroyed (II)"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar