Kesehatan : Bekam Sebagai Terapi Alternatif yang Menunggu Pengakuan Dunia Kedokteran

Oleh : Amrizal Zuhdy Sachmud

Setiap orang menginginkan kesehatan yang prima. Itu terbukti bila seseorang dijangkiti suatu penyakit dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan penyakitnya. Semua jenis pengobatan akan dicoba mulai dari yang rasional bahkan sampai kepada yang tidak rasional. Itu tidak terbatas pada kuratif saja melainkan juga pada preventif.

Kalau berbicara masalah kesehatan yang prima, kita perlu mengambil Nabi Muhammad sebagai contoh. Beliau memiliki kesehatan yang prima. Fakta sejarah bercerita bahwa beliau sangat sehat. Beliau sakit hanya dua kali seumur hidup. Beliau juga selalu mengikuti perang saat umur beliau 53 – 62 tahun. Ini menandakan kesehatan fisik beliau yang bagus. Selain itu, beliau juga sangat produktif dan memiliki emosi yang stabil yang menggambarkan kesehatan mental beliau yang terjaga.

Dalam menjaga kesehatannya, beliau memiliki metode menjaga kesehatan sendiri yaitu Thibbun Nabawi yang artinya pengobatan ala nabi. Salah satu dari tibbun nabawi adalah berbekam. Perkataan bekam berasal dari istilah bahasa Melayu yang berarti pelepasan darah kotor, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Cupping dan dalam bahasa Arab diterjemahkan sebagai Al-Hijamah. Di Indonesia kita kenal dengan istilah Kop atau Cantuk.

Lain halnya dengan akupuntur yang sudah diterima dunia kedokteran, bekam masih menunggu waktu. Kedokteran barat menuntut prinsip logiko-hipotetiko-verfikatif dimana konsepnya harus bisa dijelaskan secara logis dan harus memelui eksperimen. Namun, sudah ada dokter atau terapis yang memasukkan bekam sebagai terapi dan dianggap sebagai terapi alternatif. Hal ini tidak bisa dilakukan sembarang dokter atau terapis. Dokter atau terapis tersebut harus memiliki pemahaman yang baik tentang patofisiologis tubuh dan penyakit dan dokter atau terapis tersebut harus sudah mengikuti pelatihan-pelatihan bekam besertifikat oleh para profesional yang memiliki kompetensi profesional sebagai terapis.

Sederhananya, bekam dilakukan untuk mengeluarkan toksin-toksin yang dihasilkan dari metabolisme tubuh melalui kapiler-kapiler di permukaan kulit. Darah yang mengandung toksin akan dikumpulkan pada permukaan kulit dengan cara disedot dengan pompa. Hasil sedotan itu akan membentuk gelembung. Gelembung itu kemudian disayat dengan silet steril.

Tubuh yang sehat dan pikiran yang cerdas adalah faktor penting dalam hidup seorang individu demi melaksanakan tanggungjawab kehidupan mereka. Namun, jika terlalu banyak toksik dalam badan, ini akan menyebabkan statis darah, diamana sistem darah tidak berjalan dengan lancar. Keadaan ini sedikit demi sedikit akan mengganggu kesehatan fisik maupun mental seseorang. Akibatnya seseorang itu akan terasa malas, murung, kerap mengeluh kurang sehat, mudah bosan, dan selalu terasa tertekan.

Bekam ini akan dipercaya merangsang sistem pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah, efek pelemasan obat serta dapat menurunkan tekanan darah. Bekam juga mampu merangsang zat penstabil peradangan dan permeabilitas sel. Selain itu, bekam pada titik-titik tertentu dapat menstimulasi saraf secara kuat sehingga menghasilkan neurotransmitter yang akan merangsang vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga timbul rasa nyaman dan lega.

Melakukan bekam di bawah dagu dapat menyembuhkan sakit gigi, sakit pada bagian wajah, kerongkongan dan pada urat leher, serta membersihkan kepala dan kedua telapak tangan. Berbekam pada belakang tapak kaki (bagian atas tapak kaki) dapat menggantikan venesection sephena, yaitu urat besar pada mata kaki, menghilangkan kutil-kutil (borok) yang tumbuh di kedua paha, betis serta tulang kering, juga dapat menghentikan keluarnya darah haid (terputusnya menstruasi) dan gatal-gatal buah testis (kantung kemaluan laki-laki).

Berbekam di bawah dada di atas perut dapat menyembuhkan bisul-bisul, kurap/kudis, dan panu yang ada di paha. Kaki yang sering kebas / linu, encok, penyakit bawasir (hermorhoid), penyakit kegajahan (kaki bengkak) atau elephantiasis, dan gatal-gatal pada punggung.

Sejak Zaman mesir kuno lagi kaedah berbekam menjadi amalan bagi penyembuhan pelbagai penyakit, seperti sawan (epilepsy), angin ahmal (stroke), hinggalah ke penyakit yang ringan seperti masalah kulit dan letih atau lesu.

Setiap orang bisa menjalani terapi bekam. Pada anak-anak dan lansia pembekaman harus dilakukan dengan hati-hati. Pembekaman harus ditunda dahulu ibu hamil, menstruasi dan nifas, orang yang baru mendonorkan darah, orang yang sedang kelaparan, orang yang bertekanan darah rendah, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, dan orang yang kondisinya sangat lemah.

Jadi, bekam memiliki peran sebagai terapi yang masih bersifat alternatif. Para peneliti terus melakukan eksperimen untuk dapat menjelaskan konsep penyembuhan dari terapi bekam. Melihat banyaknya orang yang sudah mulai percaya dengan terapi bekam ini, jelas layak bekam untuk diuji lebih lanjut sebelum dipakai sebagai terapi yana sah di dunia kedokteran.

0 Response to "Kesehatan : Bekam Sebagai Terapi Alternatif yang Menunggu Pengakuan Dunia Kedokteran"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar