Hidup Ibarat Sebuah Buku. Hidup Adalah Proses.

Jika hidupmu adalah sebuah buku maka jangan pernah engkau tanyakan harganya. Karena harga itu akan berubah-ubah sesuai nilai mata uang.
Jika hidupmu adalah sebuah buku maka jangan pernah engkau nilai-nilai keindahan covernya. Karena cover itu akan lusuh dimakan usia.
Jika hidupmu adalah sebuah buku maka jangan pernah engkau membanggakan kekuatannya. Karena kekuatan itu akan robek bak lemahnya kertas yang robek karena air.
Buku itu media menulis. Tulislah! Isilah! Karena menulis itu adalah proses. Huruf demi huruf akan tersusun berkata-kata menjadi kalimat yang terangkai. Rangkaian kalimat menyusun setiap halaman-halaman kosong memunculkan makna-makna. Makna-makna inilah nilai buku tersebut tak peduli betapa murahnya dia, betapa lusuhnya dia, dan betapa lemahnya dia.
Begitu juga dengan hidup. Prosesnya adalah nilai yang terpenting. Mari beranalogi! Jika engkau pergi ke sebuah puncak gunung maka mana yang engkau pilih, menaiki helicopter atau berjalan kaki menyusuri semak-semak.
Jika engkau memilih menaiki helikopter maka akan sedikit yang engkau dapatkan. Engkau mendapatkan kesenangan, kemudahan, dan kepastian mencapai puncak tersebut. Tapi lain cerita jika engkau memilih berjalan kaki. Engkau akan mengetahui ganasnya binatang buas, beracunnya tumbuhan liar, dan terjalnya bebatuan jalanan. Letih memang, tapi itu akan terbalas dengan kenikmatan yang engkau dapatkan selama menjalani tantangan tersebut. Tidak pasti memang, tapi itu membuatmu menjadi percaya diri dan selalu bersemangat.
Itulah proses, dia mampu membentukmu untuk menjalani tantangan-tantangan selanjutnya. Hargamu akan semakin tingi karena nilai lebih yang engkau miliki. Keindahanmu akan awet karena manfaatmu menghiasi setiap hidup orang lain. Dan kekuatannmu akan tak terkalahkan karena engkau yakin dengan pengalamanmu.
Maka dari itu tulislah prosesmu! Tulislah hidupmu! Karena hidup adalah proses!

dari: AZS, 2009

0 Response to "Hidup Ibarat Sebuah Buku. Hidup Adalah Proses."

Posting Komentar

Silahkan berkomentar