Janji Kita

Manusia terlalu mudah melepaskan kesanggupan. Itu terlihat dari banyak janji yang terikrar dalam hidupnya. Memang tidak salah manusia memiliki suatu janji. Namun, alangkah baiknya jika janji-janji yang kita ikrarkan telah kita pikirkan matang-matang. Dan bagi janji yang terikrar tak sempat terpikirkan matang-matang kita bertekad untuk selalu memenuhinya.

Begitu pentingnya janji ini yang menjadi kadar keseriusan dan kefokusan seseorang terhadap apa yang telah disanggupinya. Begitu juga karena sudah terlalu banyak janji yang kita rasa tersanggupi. Coba kita kembali mengingat janji-janji kita. Beradanya kita di bumi Allah ini juga dimulai dengan ikrar janji. Allah SWT berfirman dalam surat Al ‘Araaf ayat 172:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"

Alangkah celakanya kita ketika kita terus menambah janji-janji kita tanpa berkeinginan untuk menunaikannya atau bahkan melupakannya.

Seorang yang benar-benar telah menyadari janjinya akan selalu berbuat ekstra. Apalagi Allah telah memerintahkan kita untuk mengulang-ulang janji kita di setiap sholat kita. Kalimat “Asyhadualla ilaha illallah” merupakan kalimat untuk pengetar kalbu, pengetuk nurani bahwa sebenarnya kita telah pernah bersaksi.

Sudahkah kita bersih dari segala ‘ilah’ sesuai kalimat syahadat uluhiyah tersebut. Atau kita masih saja memperturutkan hawa nafsu kita dan cendrung kepada ‘ilah-ilah’ yang menduakan Allah SWT? Apakah kita masih bimbang antara seruan Allah dan selain Allah? Masih mengutamakan pekerjaan dari pada shalat. Masih ragu-ragu dalam mematuhi syariat Allah. Masih mencari alas an dan pembenaran terhadap seruan haji. Dan masih banyak lagi perilaku-perilaku kita yang menyalahi janji kita.

Terlalu banyak manusia mungkin tidak mengetahui arti janji. Terlalu banyak manusia yang tidak tahu bahwa ketika dia menyalahi janji maka dia termasuk orang-orang munafik. Dan orang-orang-orang munafik akan dilemparkan ke dalam neraka.

Dari sekian banyak manusia yang munafik itu mungkin termasuk kita diantaranya. Disadari atau tidak kita sering melupakan janji pertama kita apalagi janji-janji berikutnya yang entah berapa jumlahnya. Maukah kita terus mendapatkan gelar munafik itu? Tidak bukan! Oleh karena itu, berkomitmenlah kepada diri sendiri untuk menjadi orang yang komitmen. Penuhilah janji-janji dimulai dari janji awal kita dan janji-janji yang kita ingat-ingat setelahnya. Selalulah agar kita mempertimbangkan dengan matang-matang ketika membuat suatu janji.

Wallahu a’alam.

0 Response to "Janji Kita"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar