Kau bilang,
“Ukhti, ana akan menunggu ukhti beberapa tahun lagi ketika ukhti sudah lulus, sampai ukhti siap.”
Aku jawab,
“Buat apa kau katakan
itu sekarang akhi? Jika belum siap adalah
jawabannya, lalu kenapa harus kau katakan rencanamu itu padaku? Tidak tahukah engkau, kata-katamu itu bisa
menggoyahkan kekokohan iman yang susah payah aku
bangun?”
“Jangan mengotori
hatimu lagi dengan selalu menghubungiku. Kau seharusnya menjaga hatimu sampai tiba waktunya nanti untuk kau berikan
seutuhnya kepada wanita yang memang berhak, tapi yang pasti wanita itu belum tentu aku.”
Ketika kau bilang,
“Hati-hati ya di sana! Jaga diri baik-baik! Bukannya aku tidak suka dijaga dan diperhatikan, tapi cukuplah Allah yg
menjagaku. Dan tanpa kau bilang begitu pun atau ada tidaknya keberadaanmu di dunia ini, aku akan berhati-hati di sini dan menjaga diriku dengan baik untuk suamiku nanti… dan yang pasti itu belum tentu kau.”
“Aku tidak bisa
menjanjikan apa pun karena aku tak tahu apa yang akan terjadi
padaku nanti. Sebuah nasehat dari saudariku yang perlu aku dan kau ketahui:
“Wahai ikhwan, jika gadis pujaanmu telah
dilamar orang, maka lupakanlah. Karena bisa jadi dia bukan permaisurimu.”
“Wahai akhwat, jika datang kepadamu
laki-laki baik-baik yang melamarmu, maka bisa jadi dialah pangeranmu.”
“Aku yakin kau tahu janji Allah. Laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik. Maka kalau memang nantinya kita tak berjodoh, ya itu artinya barangkali aku tak cukup baik untukmu. Pastinya akan ada wanita lain yang baik untukmu. Dan yakinlah, kalau memang aku bukan
tulang rusukmu maka sesempurna apapun yang kau rencanakan itu tak akan pernah
terjadi. Dan jika aku ini tulang rusukmu, maka tanpa kau minta
aku untuk tidak ta’aruf dengan orang lain pun, aku akan tetap jadi pendampingmu. Oleh karena ku yakin janji Allah itu benar. Oleh
karena ku yakin tulang rusuk tidak akan pernah tertukar.
*tulisan saudara (akh Sapto Hudaya, S.KH buat hati yang mulai tak istiqomah)
0 Response to "UNTUKMU AKHI WA UKHTI...."
Posting Komentar
Silahkan berkomentar