tak
ubahnya diriku, aku pun begitu
saat
ini aku seperti tersadar dari euforia gegap gempita
padahal
aku hanya aib-aib yang tertutup tipis dengan pujian manusia
amalan-amalan
kering nan rapuh dibalut riya
tak
ada kecuali tulang belulang yang keropos, bersembunyi di balik keikhlasan.
hingga
busuk dimakan dunia
dan hilang tak berarti...
dan hilang tak berarti...
jangan segan-segan meminta fatwa kepada hati |
aku terlalu lalu senang dengan satu dua butir emas yang kumiliki
padahal itu tidak cukup membiayai perjalanan panjang yang akan ku jalani
meski hanya sepersepuluh perjalanan, seperseratus, atau mungkin seperseribunya
atau sebenarnya tidak berarti...
seolah
bangkit dari tidur yang panjang
hooahhh...
kenapa mentari baru muncul?
tanya siapa
dan tanya kenapa?
sesungguhnya
bagi tiap-tiap insan ada hati untuk dimintai fatwa
mungkin
hati terbiasa dengan pujian seluas fatamorgana
lantaran
tidak terjaga dengan amalan yang ikhlas
dan terlalu
berpuas diri dengan diri sendiri
maka
yang ada hanya kehidupan dunia semata...
0 Response to "Biarkan Hatimu Bicara"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar